Total Tayangan Halaman

Selasa, 04 Februari 2014

sejarah batik gemeksekti, kebumen

Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen terletak 2 KM di Utara Ibukota Kabupaten Kebumen, yang mata pencaharian warganya sebagian besar sebagai pembatik. Uniknya di Desa Gemeksekti pengrajin batik belajar secara autodidak dan sebiagian dari pengrajin berpenghasilan di bawah Rp. 20.000 dalam satu hari.
Perkembangan batik di Kebumen berpusat di daerah Desa Watubarut dan Desa Tanuraksan (sekarang kedua desa tersebut bergabung dengan nama Desa Gemeksekti) dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero setelah selesainya peperangan tahun 1830, dimana perkembangan pembatikan didaerah-daerah luar selain dari Yogyakarta dan Solo ini erat hubungannya dengan perkembangan sejarah kerajaan Yogya dan Solo itu sendiri.
Pembatikan di  Desa Gemeksekti ini dikenal sekitar awal abad ke-XIX yang salah satunya dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogya dalam rangka dakwah Islam antara lain yang dikenal ialah: Penghulu Nusjaf. Beliau inilah yang mengembangkan batik di Kebumen dan tempat pertama menetap ialah di sebelah Timur Kali Lukolo (wilayah Desa Watubarut dan Desa Tanuraksan) dan juga ada peninggalan masjid atas usaha beliau. Proses batik pertama di Desa Gemeksekti ini dinamakan teng-abang atau blambangan dan selanjutnya proses terakhir dikerjakan di Banyumas/Solo, proses pembatikan teng-abang atau blambangan ini berpusat di dusun tanuraksan dimana para pekerjanya banyak berasal wilayah/dusun sekitar, termasuk dari Desa Jemur Kecamatan Pejagoan, Desa Seliling Kecamatan Alian dan lain-lain, dimana dalam perkembangannya para pekerja inilah yang menyebarkan batik Kebumen keluar dari Desa  Gemeksekti.
VISI
“Menjadikan Desa Gemeksekti sebagai desa wisata batik khas Kebumen
MISI
1.    Pengembangan ODTW Batik khas kebumen
2.    Pembangunan fasilitas dan utilitas kawasan
3.    Penguatan kelembagaan
Jumlah penduduk Desa Gemeksekti tahun 2009 adalah 6.143 jiwa, dengan kepadatan penduduk 379 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk tertinggi terletak di Dusun Tanuraksan hal ini terlihat dari jumlah bangunan pemukiman yang ada yaitu 859 buah bangunan dengan luas wilayah adalah 162.2 Ha, sedangkan kepadatan penduduk terendah terletak di Dusun Sumelang yang hanya terdapat 101 buah bangunan dengan luas wilayah 32.02 Ha.
Dari sisi motif dan warnanya, batik Kebumen ini merupakan campuran dari batik keratonan (Solo dan Jogja) yang mempunyai motif keratonan dengan warna sogan (cokelat) yang cenderung dominan dengan  batik pesisiran (Pemalang, Tegal dan Cirebon) yang cenderung kaya warna. Jadi batik Kebumen ini selain mempunyai warna yang bermacam-macam (cenderung lebih gelap dari batik pesisir) dan juga tidak meninggalkan pakem batik keratonan ( warna cokelat sogan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar