Desa
Gemeksekti Kecamatan Kebumen terletak 2 KM di Utara Ibukota Kabupaten
Kebumen, yang mata pencaharian warganya sebagian besar sebagai pembatik.
Uniknya di Desa Gemeksekti pengrajin batik belajar secara autodidak dan
sebiagian dari pengrajin berpenghasilan di bawah Rp. 20.000 dalam satu
hari.
Perkembangan
batik di Kebumen berpusat di daerah Desa Watubarut dan Desa Tanuraksan
(sekarang kedua desa tersebut bergabung dengan nama Desa Gemeksekti)
dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero setelah selesainya
peperangan tahun 1830, dimana perkembangan pembatikan didaerah-daerah
luar selain dari Yogyakarta dan Solo ini erat hubungannya dengan
perkembangan sejarah kerajaan Yogya dan Solo itu sendiri.
Pembatikan
di Desa Gemeksekti ini dikenal sekitar awal abad ke-XIX yang salah
satunya dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogya dalam rangka dakwah
Islam antara lain yang dikenal ialah: Penghulu Nusjaf. Beliau inilah
yang mengembangkan batik di Kebumen dan tempat pertama menetap ialah di
sebelah Timur Kali Lukolo (wilayah Desa Watubarut dan Desa Tanuraksan)
dan juga ada peninggalan masjid atas usaha beliau. Proses batik pertama
di Desa Gemeksekti ini dinamakan teng-abang atau blambangan dan selanjutnya proses terakhir dikerjakan di Banyumas/Solo, proses pembatikan teng-abang atau blambangan ini
berpusat di dusun tanuraksan dimana para pekerjanya banyak berasal
wilayah/dusun sekitar, termasuk dari Desa Jemur Kecamatan Pejagoan, Desa
Seliling Kecamatan Alian dan lain-lain, dimana dalam perkembangannya
para pekerja inilah yang menyebarkan batik Kebumen keluar dari Desa
Gemeksekti.
VISI
“Menjadikan Desa Gemeksekti sebagai desa wisata batik khas Kebumen”
MISI
1. Pengembangan ODTW Batik khas kebumen
2. Pembangunan fasilitas dan utilitas kawasan
3. Penguatan kelembagaan
Jumlah
penduduk Desa Gemeksekti tahun 2009 adalah 6.143 jiwa, dengan kepadatan
penduduk 379 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk tertinggi terletak di Dusun
Tanuraksan hal ini terlihat dari jumlah bangunan pemukiman yang ada
yaitu 859 buah bangunan dengan luas wilayah adalah 162.2 Ha,
sedangkan kepadatan penduduk terendah terletak di Dusun Sumelang yang
hanya terdapat 101 buah bangunan dengan luas wilayah 32.02 Ha.
Dari
sisi motif dan warnanya, batik Kebumen ini merupakan campuran dari
batik keratonan (Solo dan Jogja) yang mempunyai motif keratonan dengan
warna sogan (cokelat) yang cenderung dominan dengan batik pesisiran
(Pemalang, Tegal dan Cirebon) yang cenderung kaya warna. Jadi batik
Kebumen ini selain mempunyai warna yang bermacam-macam (cenderung lebih
gelap dari batik pesisir) dan juga tidak meninggalkan pakem batik
keratonan ( warna cokelat sogan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar